Perubahan Social dan Pertumbuhan Pariwisata
WTO, 2002 memperkirakan bahwa ada 698 juta wisatawan
internasional pada tahun 2001 (sekitar 10 persen dari populasi dunia) yang
melakukan perjalanan international dan domestic setiap tahunnya. (leiper, 1999)
menjelaskan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia bisa bekerja lansung di industry
pariwisata dan banyak lagi yang dipekerjakan secara tidak lansung, dan ratusan
juta orang juga menerima aktivitas pariwisata karena mereka tinggal di daerah
tujuan wisata tersebut.
Perubahan abad ke-20 menyebabkan pertumbuhan yang
cepat dan besar-besaran dan fenomena ini dikenal sebagai pariwisata modern. perubahan
ini telah memberi kontribusi pada Pasifik / Asia Timur menjadi daerah pertumbuhan yang paling cepat
untuk pariwisata internasional pada kuartal terakhir abad kedua puluh. Pada
tahun 1975, Asia Timur dan Pasifik hanya menyumbang 4 persen dari kedatangan
wisatawan internasional, tetapi oleh 1995 pangsa kedatangan dunia telah
meningkat menjadi hampir 15 persen (Pearce, 1995).
Pada awal 190-an, Matthieson dan Wall (1982, p 1)
mengindikasikan bahwa pariwisata terdiri dari gerakan sementara orang-orang
yang keluar dari tempat kerja atau tempat tinggal, melakukan kegiatan selama
tinggal di daerah tujuan, dan menggunakan fasilitas untuk kebutuhan meraka. Sedangkan
WTO pada tahun 1991 berpendapat bahwa kagiatan orang yang berpergian diluar
lingkungannya yang biasa sesuai jangka waktu tertentu yang tujuan utamanya
adalah jalan-jalan. Tidak ada satupun dari dua definisi tersebut yang membuat
refrensi terhadap dampak pariwisata. Ketika mendiskusikan dampak pariwisata, klarifikasi
melibatkan istilah seperti darmawisatawan atau turis tidak terlalu membantu.
Salah
satu masalah yang
terus disebabkan oleh kurangnya definisi yang jelas tentang pariwisata adalah
bahwa studi pariwisata sering
sekali
terpisah dalam pendekatan filosofis, orientasi metodologis atau maksud dari
penyelidikan (Fennell, 1999). Namun demikian, jika tidak ada perjanjian lengkap
tentang definisi pariwisata, masih penting untuk memahami aspek-aspek kunci
dari proses pariwisata dan realitas menjadi turis. Prosser (. 1998, p 374) menunjukkan
bahwa komponen utama dari setiap definisi baik wisatawan atau pariwisata adalah
yaitu gerakan,
tinggal non-permanen, kegiatan dan pengalaman selama perjalanan dan tempat yang ditempati, sumber daya
dan fasilitas yang diperlukan dan dampak yang dihasilkan dari perjalanan dan tempat yang ditempati.